Senin, 02 April 2012

BERPAKAIAN

Orang yang beradab, orang yang memiliki rasa malu tentulah mereka tak mau bertelanjang bila mereka berada di muka umum. Anda tak akan mau bertelanjang meskipun diberi uang berjuta-juta di muka umum umpanya anda sebagai seorang jamaah masjid disuruh ke masjid dengan bertelanjang bulat ketika menghadiri shalat jum'at. Pasti anda tidak akan mau. Kalau pun anda mau bertelanjang bulat di masjid maka anda akan dipanggil sebagai orang gila yang tidak berfungsi lagi saraf rasa malunya atau tak berguna lagi akalnya.

itulah sebabnya dari dahulu sampai sekarang orang-orang yang tidak gila atau orang-orang yang normal meraka akan berpakain bila pergi ke tempat umum.

Berpakaian itu sendiri berfungsi untuk melindungi diri hawa dingin, panas, dan cuaca lainnya, kedua sebagai citra budaya, ketiga menutup aurat, dan terakhir berpenampilan indah.

Namun berpakaian itu ternyata ada dua macam, pertama berpakaian fisik seperti halnya yang dimaksud di atas dan yang kedua berpakaian rohaniah yakni pakaian yang dapat melindungi diri dari perbuatan maksiat. Pakaian yang paling indah, melindungi diri dari panas dingingnya hawa nafsu - syahwat yang menggiring kita ke lembah dosa adalah libasu taqwa. Selain itu pakaian Taqwa akan memperindah pemiliknya di sisi Allah dan manusia baik di dunia maupun di akhirat.

Tetapi tahukah kita ada banyak manusia berpakaian fisik tetapi bertelanjang secara rohaniyah sehingga mereka melakukan perbuatan maksiat yang bermakna mereka telah membuka pakaaiannya, pakaian malu, pakaian taqwa, dan pakaian kemuliaa pribadinya.

Ah betapa malunya kita bila bertelanjang dan di cap sebagai orang gila

Selasa, 15 Februari 2011

Lantera

Abu Rayhan

Apa yang dilakukan orang kalau memasuki sebuah ruang yang gelap. Mereka akan membawa lantera dan menyalakannya ketika masuk ke da.am ruang gelap itu.

Saya juga melakukan hal demikian. Kalau saya masuk ke dalam ruang gelap misalnya goa maka saya akan membawa lantera atau semacamnya seperti senter dan tidak lupa menyalakanya. Kalau lantera mati maka saya tidak dapat melihat apapun di dalam ruang gelap itu. Saya akan dengan mudah terbentur benda benda keras atau benda lain yang akan membahayakan keselamatan saya.

Sekarang tahukah anda bahwa kita semua akan memasuki ruang yang sangat asing dan sangat gelap yakni alam akhirat. Bagaimanakah nanti kita akan berjalan di sana tanpa lantera yang cukup terang untuk menerangi alam akhirat yang luasnya sama dengan langit dan bumi?

Oleh karena itu untung masih ada waktu mengapa kita tidak siapkan memang lantera itu sebelum memasuki alam akhirat yang pasti lebih pasti dibanding terbitnya matahari di timur dan tenggelam di barat. Lantera itu berupa tubuh kita sendiri yang bercahaya terang diakhirat. Hal itu bisa terjadi manakala kita rajin ke masjid untuk menegakkan shalat wajib 5 waktu meskipun suasana gelap di malam hari.

. Biaya Berobat Rumah Sakit

Dikabarkan ada seorang lelaki tua masuk ke rumah sakit. Beliau menderita gangguan pencernaan. Setelah diperiksa oleh dokter ahli, penyakit dalam maka disimpulkan bahwa orang tua itu mengalami kelainan pada ususnya. Untuk mengobati penyakit tersebut maka dokter memutuskan untuk melakukan operasi usus.

Operasi tersebut dilakukan dengan sukses dan orang tua tersebut dinyatakan sehat kembali. Dia dapat makan dan minum lagi dengan baik sebagaimana biasanya.

Kini muncul masalah baru. Ketika pihak administrasi rumah sakit memperlihatkan catatan besarnya biaya rumah sakit yang harus dibayar oleh orang tua itu, tiba-tiba suasana jadi ramai dan pihak rumah sakit jadi bingung. Pada saat orang tua melihat catatan biaya tersebut , dia menangis sedih. Semakin lama semakin sedih kedengarannya. Demikian sedihnya maka orang orang pun disekelilingnya turut menangis dengan sedih pula.

Diantara mereka ada yang memeluk orang tua tersebut sambil berkata dengan lembut, wahai orang tua janganlah bersedih sebab orang yang hadir di sini akan siap membantumu untuk meringankan bebanmu untuk membayar biaya rumah sakit.

Bukannya berhenti menangis, orang tua tersebut semakin menangis keras dengan suara yang menyayat hati sambil geleng-geleng kepala yang semakin lama semakin lemah. Akhirnya ia pingsan. Orang orang semakin panik. Setelah siuman, Kepala Rumah Sakit datang dan bertannya apa sebab sehingga Bapak menangis demikian pilu? Apakah karena Bapak tidak bisa bayar rumah sakit? Atau Bapak hidup sebatang kara?

Setelah menghela nafas sejenak sambil beristigfar berkali-kali, orang tua tersebut melakukan dahulu shalat dua raka’at. Seusai shalat, dia berkata : “Bukan soal pembayaran yang membuat saya menangis sedih karena saya punya asuransi kesehatan. Bukan pula sebatang kara karena saya anak-anak yang hormat dan sayang padaku. Saya menangis karena saya sedih dan malu terhadap Allah yang Maha Rahim. Coba bapak -bapak dan ibu-ibu pikirkan, baru 1 jam saya tak bisa makan maka saya harus membayar Rp. 100.000.000,- ( seratus juta rupiah) untuk ongkos operasi ini agar saya bisa pakai kembali pakai usus ini untuk makan dan minum. Betapa saya tidak malu kepada Allah . Dia telah mengizinkan usus ciptaan-Nya saya pakai selama 65 tahun tanpa biaya sewa sepersenpun. Betapa saya tidak sedih, sudah 65 tahun saya pakai usus ini tanpa disodori surat tagihan sepersen pun namun belum juga rasanya mengucapkan terima kasih kepada-Nya.
Telahkah kita menyadari dan berterimah kasih atas seluruh nikmat Allah yang kita peroleh selama ini ?

Memberi Pinjaman Kepada orang yang Jujur lagi Berkemampuan Bayar

Abu Rayhan

Apakah anda pernah ke bank untuk bermohon kredit. Apakah permohonan kredit anda langsung diterima? Kalau jawaban ia berarti anda termasuk orang yang luar biasa. Kalau jawaban anda tidak, maka itulah yang lumrah terjadi dalam proses permohonan kredit diperbankan.

Orang perbankan biasanya memeriksa kelengkapan berkas permohononan kredit anda. Kalau berkas anda dianggap kurang maka anda akan diminta melengkapi berkas lebih dahulu. Kalau berkas sudah dipandang lengkap maka akan diadakan lagi analisis berkas, peninjauan lapangan, dan kemudian pihak perbankan akan memutuskan apakah mereka akan meluluskan permohonan anda atau menolaknya. Kalaupun meluluskan permohonan anda maka apakah mereka akan memberikan kredit sesuai dengan jumlah yang anda minta ?
Kenyataannya biasanya pihak perbankan akan memberikan kredit kepada anda sesuai dengan kelayakan tingkat kemampuan bayar dan nilai jaminan anda kepada bank.

Hal tersebut saya alami sendiri kalau bermohon kredit pada bank.

Apakah sesungguhnya yang dikehendaki oleh pihak bank kepada nasabah yang hendak bermohon kredit hingga mereka dimintai bermacam syarat syarat yang wajib dipenuhi? Pihak perbankan melakukan hal demikian untuk mempeoleh keyakinan bahwa orang yang diberi kredit itu orangnya jujur, sanggup bayar, dan mau bayar sesuai dengan perjanjian.

Sekarang, siapakah yang lebih jujur, konsisen, dan lebih berkemampuan membayar hutang selain dari Allah SWT.? Lalu mengapakah kita tidak mau memberikan hutang ( membelanjakan harta di jalan Allah seperti bersedekah, berzakat, dan membiayai berbagai program da’wah ilallah) pada Alah SWT yang telah berjanji bahwa Dia akan membayar hutangnya kepada kita dengan bayaran berlipat .lipat, sampai 700 kali lipat bahkan lebih dari itu sesuai dengan kehendak-Nya, mengampuni dosa kita, dan memasukkan kita dalam surga tempat kenikmatan belum pernah terfikikan sebelumnya (Q.S.5:12; 57:18;2:

Mencuci Darah dengan Kencing

Takuddin Rahimi

Dalam kehidupan sehari- hari kita menyaksikan orang mencuci barang barang yang kotor dengan air bersih. Ibu kita mencuci baju kotor,dan piring kotor dengan air yang bersih. Bapak mencuci mobil yang kotor juga dengan air bersih. Demikianlah seterusnya orang orang tidak akan mencuci barang kotor dengan air kotor. Sama halnya orang orang tidak akan mencuci barang najis dengan barang najis sebab tentu barang itu malah tambah najis.

Tetapi bagaimana kalau ada orang mencuci barang najis dengan barang najis ? Inilah yang diperingatkan oleh Imam Al Gazali agar kita jangan melakukan hal yang demikian. Misalnya ada darah atau nanah dari tubuh kita janganlah dicuci dengan air kencing.

Dalam kehidupan sehari hari kita sering menyaksikan orang mencari kebaikan dengan cara keburukan. Orang naik haji dari memakai uang hasil korupsi, sogokan, tipuan, dan riba. Orang berbuka puasa dari makanan haram baik karena cara memperolehnya atau zatnya sendiri haram.

Dalam kehidupan sehari-hari kita menyaksikan orang-orang mengobati penyakitnya dengan racun. Orang yang stress justru pergi ke night club minum minuman keras, menyantap narkoba, dan berzina dengan perempuan pelacur untuk menghilangkan stressnya.

Semua contoh perilaku tersebut dapat digolongkan dengan perilaku mencuci darah dengan air kencing. Bukannya tambah bersih malah kita tambah kotor.

Tempat Berteduh

Abu Rayhan Al-Biruni

Apa yang orang-orang akan lakukan bila mendatangi sebuah acara yang dilakukan di lapangan terbuka ? Katakankah saat itu kurang lebih pukul 13.00 siang bolong. Panas terik matahari membakar tubuh mereka. Tentu saja orang-orang akan mencari tempat tempat berteduh seperti berdiri di bawah pepohonan, duduk di emperan gedung jika ada, dan masuk ke bawah tenda-tenda yang telah disediakan, dan ada pula yang membawa payung. Ringkasnya orang-orang akan mencari tempat yang berteduh. Bagi mereka yang tidak mendapat tempat berteduh akan tersiksa kepanasan dan air keringat mengalir melewati pelipisnya, jatuh dari hidungnya, dan ia akan merasakan kehausan karena kadar air dalam tubuhnya dengan cepat akan berkurang.
Apa yang saya katakan tersebut mirip sama apa yang saya saksikan pada saat diadakan kampanye pemilu kada untuk salah satu pasangan Cabub Kab.Maros untuk masa bakti 2010-2015 pada tanggal 17 Juni 2010 di Kota Maros. Massa peserta kampanye berusaha mencari tempat berteduh walaupun itu cuma sepotong kertas karton. Sementara yang lain berteduh di bawah tenda tenda yang telah disediakan atau di bawan pepohonan pinggir jalan.
Kita mengetahui bahwa nanti di akhirat akan ada lapangan tempat berkumpulnya seluruh manusia yang pernah hidup di dunia ini. Lapangan itu dinamakan Padang Mahsyar. Saat itu matahari tinggal sejengkal di atas kepala. Tidak terkirakan panasnya. Saking panasnya ada orang tergenang di dalam air keringatnya sampai lutut, paha, perut, dan bahkan sampai telinganya. Tidak ada lagi tempat berteduh kecuali yang Allah telah siapkan bagi mereka.

Hati-Hati bila Masuk ke dalam Hutan

Din Rahimi

Kalau seseorang masuk ke dalam hutan maka dia biasanya berjalan dengan hati-hati. Dia akan waspada jangan sampai dia terperosok ke dalam lubang atau menginjak kayu berduri. Bahkan dia juga harus berjalan bersama dengan kawan-kawan lain sebab bukan tidak mungkin di dalam hutan ada binatang liar berbahaya seperti ular, babi, macan, dan serigala. Lebih dari itu seseorang juga sebaiknya membawa perlengkapan keselamatan diri seperti makanan, pakaian, dan senjata. Saya juga melakukan hal-hal tersebut kalau masuk hutan bersama dengan kawan-kawan. Saya juga yakin bahwa anda pun akan melakukan hal-hal yang demikian bahkan mungkin lebih hati-hati lagi.
Tetapi apakah yang kita lakukan dalam hidup di dunia ini. Padahal bolehlah kita ibaratkan bahwa hidup di dunia adalah hidup dalam hutan. Ada banyak bahaya- bahaya mengancam kesalamatan hidup duniawi terlebih lagi kehidupan ukhrawi kita. Mengapa justru kita lalai berjalan dalam dunia ini.