Minggu, 29 Agustus 2010

Berkunjunga ke Rumah Presiden

Apa yang anda akan lakukan bila anda diundang ke rumah presiden untuk sebuah kunjungan ramah tamah? Jika saya yang diundang seperti itu, saya akan merasa sangat spesial. Betapa tidak, seorang presiden sebuah negara besar telah memilih saya untuk berkunjung ke rumahnya. Saya akan memberitahukan berita besar kepada keluarga dan teman-teman saya. Saya akan memakai pakaian terbaik, farfum yang paling harum, dan saya akan berpenampilan seindah mungkin saat itu. Saya akan menunda seluruh aktivitasku untuk beberapa hari kemudian. Bahkan saya akan membatalakn beberapa jadwal yang telah saya rencanakan yang bertepatan dengan hari kunjungan tersebut. Jika saya bertemu sahabat di tengah jalan maka dengan bangga saya akan katakan ke mana saya akan pergi. Dengan senang hati saya akan katakan saya akan berkunjung ke istana presiden.
Di lain sisi Maha Raja Allah SWT yang telah menciptakan raja di bumi ini, yang memiliki bumi dan langit beserta apa saja yang ada di dalamnya mengundang kita ke istana-Nya, yakni masjid setiap hari. Namun, betapa sedihnya karena kita berselera memenuhi undangan-Nya.
Kalau kita memiliki rencana lain, maka dengan senang hati kita mengutamakan rencana kerja kita dan mengabaikan undangan Allah SWT untuk berkunjung ke Masjid-Nya.
Lagi pula kalau seorang sahabat kita bertemu di tengah jalan ke Masjid, kita merasa malu mengatakan bahwa kita akan ke Masjid untuk mendirikan shalat. Nyatanya, mayoritas orang-orang memutuskan pergi ke Masjid hanya sekali seminggu, yakni ketika hari jum”at atau malah ada orang ke masjid 2 kali setahun, yakni pada saat melaksanakan shalat sunnat idul Fitri dan idul adha. Itupun mereka akab batalkan lagi ke masjid sekiranya hari itu ada pekerjaan dunia lain yang mendesak.
Semua itu kita lakukan karena kita telah mempelajari dan memahami makna dunia sementara itu kita tidak mempelajari dan memahami tentang makna kehidupan akhirat yang jauh lebih lama dan lebih baik. Sementara itu Allah SWT adalah Maha Raja kehidupan duni dan akhirat.

Bahagia bila diundang Pejabat

Kala masih kuliah dahulu, sebagai mahasiswa, kami sering diundang buka puasa bersama dengan para pejabat daerah, seperti wali kota. Agaknya waktu itu senang sekali rasanya kalau ada undangan dari wali kota untuk buka puasa bersama. Ada rasa bangga dan bahagia terukir. Semakin tinggi jabatan pejabat yang memanggil semakin senang rasanya. Oleh karena itu kalau undangan datangnya dari gubernur maka kami bertambah senang rasanya.

Tampaknya sifat seperti ini juga masih melekat pada orang orang lain selain aku. Demikian yang aku dapat amati dari berbagai kejadian.

Aku hanya ingin merenung di sini, bagaimana yaa senangnya hati ini, bagaimana bahagia rasanya bila kelak di alam surga Nabi Muhammad SAW beserta para sahabatnya memanggil kita untuk makan bersama mereka dengan hidangan surga yang dilayani oleh bidadari surga, uh tak terbayangkan kiranya. Duhai jiwa yang rindu akan Nabi, apa yang harus keperbuat agar nabi ridah memanggilku bersamanya kelak ....

Kesandung Batu

Satu ketika saya berjalan di atas jalanan, tiba tiba kakiku kesandung batu kecil, oh alangkah sakitnya. Syukurlah saraf saraf kakiku masih berfungsi sehingga aku bisa merasakan sakit ketika itu. Tak terbayangkan kalau sarafku sudah mati, maka tentu saja saya akan mengalami musibah, bukan ? Demikianlah pula saraf iman kita kalau masih sehat maka begitu kita berbuat kellru menurut kaidah kaidah Allah SWT, maka segera hati kita terluka sehingga kita akan istigfar. Oleh karena itu kita perlu menjaga kesehatan iman kita agar urat-urat sarafnya senantiasa berfungsi hingga peka terhadap hal - hal yang dapat mengancam keselamatan iman kita.

Qarun Berdusta maka Diapun Binasa

Saya sering mendengarkan kisah Qarun. Seseorang yang diyakini hidup pada zaman Nabi Musa. Diapun termasuk kerabat Nabi Musa. Qarun diberi karania oleh Allah berupa harta benda yang melimpah ruah. Sehinga dikatakan bahwa kunci gudang emasnya saja tidak sanggup dipikul oleh orang orang besar bila tiak cukup empat puluh orang. Kisah Qarun diabadikan dalam Al-Qur’an, Surah Al-Qasas (22) :78- ....

Tetapi Qarun berdusta setelah mendapatkan qarunia yang melimpah itu. Ketika ditanya : Qarun, bagaiaman cara anda mendapatkan harta benda yang melimpah ruah itu. Maka Qarun menjawab : ”Itu semua kuperoleh karena ilmuku sendiri.” Yaa Qarun telah mendustakan nikmat Allah. Karena Qarun telah menyembunyikan fakta yang tidak dapat dia ingkari kebenarannya bahwa sesungguhnya ilmu yang dipakai olehnya adalah qarunia dari Allah dan emas dan harta lainnya juga berasal dari ciptaan Allah SWT. Maka Qarun menjadi sombong dan kikir sehingga Qarun pun dihukum dan binasa.

Sekarang ini ada banyak orang berperilaku seperti Qarun yang suka mendustakan nikmat Allah Swt. Bukankah kalau kita mendapat uang yang banyak, kita katakan bahwa itu akibat kerja keras kita, kalau kita berhasil menggondol gelar Ph.D itu dikarenakan kemampuan otak kita yang cerdas, kalau kita mendapat proyek maka kita katakan bahwa itulah akibat kita pandai melakukan lobby. Pendek kata, semua ni'mat yang kita peroleh seakan-akan hanya karena usaha kita saja. Tanpa sadar kita lupakan peranan Allah, kita sepelekan kehadiran Allah pada semua keberhasilan kita dan kita dustakan bahwa sesungguhnya ni'mat itu semuanya datang dari Allah.

Anda telah bergelimang kenikmatan, telah penuh pundi-pundi uang anda, telah berderet gelar di kartu nama anda, telah berjejer mobil di garasi anda, ingatlah--baik anda dustakan atau tidak--semua ni'mat yang anda peroleh hari ini akan ditanya oleh Allah nanti di hari kiamat!
"Sungguh kamu pasti akan ditanya pada hari itu akan ni'mat yang kamu peroleh saat ini" (QS 102: 8)

Karaktermu itulah Dirimu

Segala sesuatu memiliki karakter yang akan menunjukkan jati dirinya. Maka sesuatu itu akan menempati posisi dalam kehidupan ini sesuai dengan jati dirinya itu. Misalnya pandai besi akan mencari baja yang kuat bila akan membuat pedang yang tajam. Tukang roti akan mencari gandum yang paling baik bila ia akan membuat roti yang berkwalitas.

Demikianlah seterusnya.

Maka seekor serigala akan selaku memakan seekor biri biri dan bukan sebaliknya.
Maka sebiji paku akan selalu diketok dengan sebuah palu palu dan bukan sebaliknya
Maka seekor ikan hiu akan selalu berkuasa di lautan dan bukan di darat
Maka seekot singa akan selalu berkuasa di darat dan bukan di lautan.

Sama halnya dengan manusia akan menduduki posisi sesuai dengan karakternya
Bila seseorang berkarakter debu maka ia akan diterbangkan angin
Bila seseorang berkarakter baja maka ia akan disegani
Bila seseorang berkarakter batu maka ia akan jatuh ke bumi dan menjadi pondasi bangunan
Demikianlah seterusnya dan sampai pada

Bila seseorang beriman dan beramal shaleh maka ia akan dicintai dan dilindungi Allah
Bila seseorang kufur dan beramal salah maka ia akan dincintai dan dilindungi thogut.

Berhati- hatilah terhadap Pihak yang Memusuhimu

Seseorang yang memiliki musuh pastilah ia akan berjalan denga hati hati. Sebab musuhnya akan senantiasa mengamatinya ke mana dia akan pergi. Maka seseorang yang memiliki musuh akan senantiasa mempersiapkan berbagaimacam senjata untuk membela dirinua manakala musuhnya hendak mencelakainya.
Tahukah kita bahwa musuh yang paling berbahaya bagi setiap orang adalah syetan. Dia senantiasa mengikuti dan menguntik kita kemanapun kita pergi. Syetan sangat dendam dan marah kepada manusia. Maka dari itu tentu dia selalu berusaha menipu dan mencelakai kita sebagai manusia. Syetan senantiasa menyuruh manusia untuk berbuat jahat, berbuat hina, dan berkata kepada Allah dengan perkataan yang tidak senonoh sementara kita tidak menyadarinya. Kesemunya itu syetan lakukan agar kita manusia terperosok ke dalam jurang neraka yang paling dalam. Inilah tempat yang paling jelek dan paling mengerikan sepanjang zaman.
Oleh karena itu berhati- hatilah terhadap tipu daya syetan. Dia tidak dapat dilawan dengan pedang yang tajam tetapi dapat dilawan dengan iman dan amal shaleh.

Setiap Raja Mempunyai Kawasan Larangan

Setiap raja yang ada di dunia ini Mempunyai kawasan larangan. Kalau ada orang yang memasuki kawasan itu, orang tersebut dianggap telah melanggar atuaran Raja. Maka orang tersebut akan mendapatkan sanksi hukum yang setimpal. Allah SWT sebagai Maha Raja di bumi ini juga memiliki kawasan larangan yaitu perkara –perkara yang Allah SWT haramkan. Oleh karena itu kawasan larangan Allah ini sangat penting kita ketahui, pahami, dan hindari agar terhindar dari sanksi hukum yang sangat berat yakni Adzab Allah di dunia dan akhirat